Tips and Tricks Membangun Personal Branding

Apa Itu Personal Branding?

Personal branding pada dasarnya memiliki arti sebuah proses dalam membentuk, membuat, dan menciptakan persepsi orang lain kepada diri kita dalam hal positif. Persepsi yang dibangun dapat bermacam-macam, seperti keahlian, nilai, prestasi, kepribadian, dan lain-lain.

Dengan kata lain, personal branding bisa membuat seseorang mengingat diri kita dengan mudah.

Personal branding juga bisa terlihat lewat cara berpakaian, berbicara, hingga gadget dan kendaraan yang digunakan.

Pokoknya, apa pun yang melekat pada dirimu, dilakukan secara konsisten, serta disadari orang lain, maka itu bisa membangun personal branding kamu tanpa disadari.

Namun sebenarnya personal branding pun bisa dibangun dengan sengaja. Artinya, kamu bisa mendesain bagaimana perspektif seseorang seharusnya terhadap dirimu.Citra diri yang positif, profesional, dan baik sangat diperlukan untuk menunjukkan kredibilitas.

 

Bagaimana Cara Tepat Bangun Personal Branding?

Pertanyaan ini semakin sering muncul terutama di kelompok usia produktif yang sedang menapaki karir. Baik mereka yang bekerja di perusahaan atau perkantoran konvensional, tech-based, hingga freelancing sekalipun, personal branding memang penting dimiliki guna meningkatkan tujuan karir yang dimiliki.

Pada dasarnya, kamu perlu melakukan upaya secara internal maupun eksternal untuk membangun personal branding. Upaya internal berarti upaya untuk membangun kualitas personal yang ingin ditampilkan, sedangkan upaya eksternal berarti upaya untuk mempromosikan atau memperkenalkan kualitas personal tersebut kepada audiens.

Lantas, apa saja cara membangun personal branding yang perlu dilakukan, baik secara internal maupun eksternal?

 

Berikut Cara Bagaimana Membangun Personal Branding dengan tepat:

1. Tetapkan Citra yang Ingin Dikenali
 

Personal branding dan pencitraan sepintas terlihat sama. Namun, keduanya tentu hal yang sama sekali berbeda.

Personal branding dapat didefinisikan sebagai gambaran dari keunikan diri kamu yang dapat berasal dari pencapaian atau prestasi, passion, kelebihan, bahkan tujuan hidup. Personal branding cenderung menunjukkan dan didukung oleh karakter asli seseorang, sehingga citra tersebut akan menempel dalam kurun waktu yang lama.

Sementara itu, pencitraan merupakan gambaran dari karakter yang sengaja ingin ditampilkan dengan memanipulasi karakter asli. Oleh karena kesan yang ditunjukkan tidak benar-benar berasal dari dalam dirinya sendiri, maka pencitraan relatif tidak berumur panjang.

Mulailah dengan menetapkan citra seperti apa yang kamu ingin orang lain lihat dari sosok dirimu. Pastikan bahwa impresi tersebut tidak bersifat pura-pura yang hanya akan berujung pada pencitraan dan justru menenggelamkan nama dan karirmu di kemudian hari.

 

2. Kenali Apa yang Menjadi Keunikan Diri 

Cara membangun citra diriini berkaitan dengan poin sebelumnya. Untuk memutuskan citra seperti apa yang ingin ditampilkan, kamu harus mengenali apa yang menjadi keunikan diri sendiri.

Beberapa orang yang mengetahui apa yang menjadi bakat, kelebihan, atau keunikan dirinya termasuk orang yang cukup beruntung. Namun, memiliki kemampuan tersebut hanyalah modal awal yang dapat mempermudah langkah selanjutnya. Apabila kamu tidak mengasah modal awal tersebut, maka hal tersebut pun tak akan lantas menjadi personal branding seperti yang kamu harapkan.

Sebaliknya, jangan berkecil hati jika kamu termasuk orang yang merasa tidak memiliki kemampuan khusus. Kamu bisa memperkaya informasi mengenai profesi apa yang paling banyak dibutuhkan dan nyaman untuk dilakukan. Tentukan apa yang ingin kamu capai, lalu mulailah membekali diri dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

 

3. Asah Keterampilan

Masih berkaitan dengan dua poin sebelumnya, mengasah keterampilan adalah elemen penting lainnya dalam membangun citra diriMaksimalkan potensi dalam dirimu dengan melakukan berbagai aktivitas yang mendukung.

Kamu dapat mengikuti pelatihan formal maupun online courses yang banyak tersedia misalnya Trainig di Graha Karya Informasi. Pilihlah sesuai bidang yang ingin ditekuni dan menjadi branding kamu nantinya.

Tak lupa, setelah mengikuti pelatihan, terapkan wawasan yang kamu miliki ke dalam bentuk tindakan. Misal, kamu ingin menjadi seorang online marketer yang andal. Mengikuti teori yang disampaikan di ruang latihan saja tentu tidak akan dapat mengukur sejauh mana kesiapan kamu untuk dapat dilihat sebagai seorang online marketer sesungguhnya.

Kamu dapat mencoba dengan membuka toko online sendiri. Namun jika modal yang diperlukan terlalu besar, maka kamu bisa bergabung dengan pihak lain.Cobalah untuk melamar sebagai online marketer di sebuah usaha atau bisnis. Solusi lainnya yang tak kalah menarik, kamu bisa coba mengikuti program magang atau internship yang banyak ditawarkan.

 

4. Tentukan Target Audiens

Menentukan target audiens akan sangat membantu kamu untuk menentukan selanjutnya.

Seperti misal, kamu telah bekerja di perusahaan X sebagai seorang content editor selama tiga tahun. kamu kemudian ingin pindah ke perusahaan Y yang lebih besar sebagai senior content editor dan mengembangkan karir di sana.

Begitu telah mematok Y sebagai target audiens, maka kamu pun harus mencari informasi lebih dalam mengenai perusahaan Y. Content editor seperti apa yang mereka cari? Apakah dengan pengalaman kamu selama tiga tahun di X sudah cukup dengan yang dibutuhkan Y? 

Mengenali karakter Y dan diri sendiri merupakan salah satu bekal kamu untuk menguatkan bargaining power. Perkecil gap antara kamu dengan Y untuk memperkecil pula kemungkinan mereka menolak kamu.

 

5. Tampilkan Lebih Banyak Portofolio
 

Action speaks louder words. Implementasikan keterampilan kamu dengan lebih banyak portofolio.

Misal, kamu seorang copywriter atau content writer di sebuah perusahaan. Hasil kerja kamu pun hanya akan dilihat orang-orang yang berada di dalam lingkungan kerja tersebut. Apabila ingin berpindah ke perusahaan lain misalnya, kamu akan cenderung memerlukan lebih banyak effort untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki.

Hal ini tentu akan berbeda jika kamu mempunyai portofolio yang dapat diakses oleh publik. Dengan juga menulis di blog atau website sendiri misalnya, kamu memberi kesempatan orang di luar kantor untuk mengetahui keterampilan yang kamu miliki.

Dalam kata lain, kamu semakin mengukuhkan branding diri sendiri sebagai seorang copywriter maupun content writer. Nantinya, jika ada klien atau saat kamu mendaftar bekerja di perusahan lain dengan posisi serupa, portofolio tersebut akan menjadi senjata yang ampuh untuk memperluas peluang kerja sama.

 

6. Perluas Networking

Cara membangun personal branding berikutnya adalah melalui networking. Lewat jejaring pertemanan atau rekanan yang luas, kamu pun akan membuka lebih banyak kesempatan untuk berkembang. 

Kamu tak perlu terpaku hanya ingin berkumpul dengan satu kelompok tertentu saja. Saat bermaksud memperluas networking, kamu juga bisa menambah relasi dari kelompok lain yang memiliki background berbeda.

Pasalnya melalui networking, kamu bisa mendapat lebih banyak teman atau rekan untuk berdiskusi atau bekerja. Kamu pun akan memperoleh lebih banyak wawasan dari berbagai sudut pandang yang mungkin tidak pernah kamu sadari sebelumnya.

Networking juga merupakan salah satu pintu rezeki. Misal, kamu seorang arsitek dan memiliki kawan yang bekerja sebagai seorang konsultan pajak. Kawan tersebut kemudian memiliki seorang klien yang memerlukan jasa arsitek dan dia merekomendasikan kamu. Jika klien tersebut puas dengan hasil kerja kamu, bukan tak mungkin dia akan kembali menggunakan atau bahkan merekomendasikan jasa arsitekmu kepada orang lainnya.

 

7. Manfaatkan Banyak Platform

Membangun personal branding di zaman sekarang cukup mudah. Kehadiran teknologi digital benar-benar membantu kamu punya banyak ‘senjata’ powerful yang bahkan dapat digunakan secara gratis, seperti Linkedin, Instagram, Twitter, Medium, dan banyak lainnya. 

Beragam platform tersebut akan dapat menjadi tool yang cukup ampuh untuk memperluas network sekaligus menjadi media untuk memperlihatkan portofolio. Namun tentu saja, kamu tidak harus menggunakan seluruh platform untuk meningkatkan personal branding. 

Seperti contoh, kamu seorang media influencer di bidang fashion. Platform yang tepat bagi kamu saat ini boleh jadi Instagram, TikTok, dan blog. Sementara itu, apabila kamu seorang business analyst di suatu korporasi, maka platform yang tepat untuk membangun personal branding adalah di Linkedin dan Medium.

Pilihlah platform sesuai dengan audiens yang ingin kamu raih. Tak lupa, pelajari bagaimana memaksimalkan platform tersebut agar personal branding terwujud dengan tepat.

 

Apa Saja Tips Membangun Personal Branding?

1. Gunakan Nama Yang Sama di Semua Media Sosial

Ketika membangun citra diri, kamu harus paham bahwa nama adalah sebuah brand. Dengan demikian, untuk memperlancar usaha memperkuat personal branding, kamu harus menggunakan nama yang sama di semua media sosial atau platform yang kamu gunakan.

Hal ini untuk mempermudah orang-orang untuk mengenali atau mencari konten tentang diri kamu di media sosial.

 

2. Kenali Kelebihan dan Kekurangan

Mengenali kelebihan dan kekurangan diri adalah bagian penting dalam membuat personal branding. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan, kamu dapat berfokus pada kelebihan kamu untuk dijadikan senjata utama serta mempelajari berbagai hal untuk menutupi kekurangan kamu.Memang tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi, dalam membangun citra diri yang positif, kamu harus mulai untuk menonjolkan nilai plus sekaligus terus mengasah diri.

 

3. Bangun Interaksi Organik Dengan Audiens

Di era digital saat ini, keaslian dalam interaksi adalah hal yang penting. Kata ‘brand’ sering dikaitkan dengan personalitas atau kepribadian yang dibuat-buat. Walaupun pada beberapa tahap hal itu benar, hal itu tidak berarti kamu tidak bisa menjadi ‘asli’ ketika berhubungan dengan orang-orang di media sosial.

Tentu, kamu harus memperhatikan tingkah laku serta gaya bicara yang telah kamu tentukan untuk membangun citra diri. Tetapi, jangan sungkan untuk berinteraksi secara organik atau seperti pada keseharian dengan orang-orang.

Hal ini tidak hanya membuat kamu tampak ramah, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu benar-benar tulus dalam apa yang kamu lakukan.

 

4. Konsultasi dengan Agensi

Membangun citra diri bisa jadi hal yang sulit. Jika kamu menemukan jalan buntu, bukan tidak mungkin kamu bisa meminta bantuan seorang profesional untuk membantu. Konsultasikan masalah dan persoalan yang kamu hadapi dengan sebuah agensi.

Bisa jadi pertemuan dengan agensi bisa menjadi langkah besar dalam membangun citra diri kamu.

Itulah dia cara membangun personal branding yang bisa kamu jadikan panduan. Branding bukanlah tentang memasang wajah palsu. Branding adalah tentang menjadi versi terbaik dari diri kamu sendiri. Tunjukkan kelebihanmu dengan baik dan terus asah kemampuanmu tanpa henti.

 

Untuk mengasah kemampuanmu dengan efektif, platform untuk online courses menjadi alternatif yang tepat untuk meng-upgrade skill, baik hardskill maupun softskilll. Dalam upaya meningkatkan hardskill misalnya, kamu dapat memilih course di bidang Teknologi seperti skill Microsoft word,skill Microsoft excel,AI, Network Security, dan Bahasa Pemrograman, Bisnis & Manajemen seperti Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran  dan Penjualan, Bisnis Digital, dan Bisnis Dasar, atau bidang lainnya. Apabila hardskill telah terpenuhi, maka lengkapi cara membangun personal branding dengan meningkatkan softskill seperti course Business Communication, Manajemen Kepemimpinan, dan lain-lain.